TRADISI PERAYAAN MINGGU SENGSARA DAN JUMAT AGUNG
Tulisan saya berikut ini merupakan murni kutipan dari Warta Jemaat, Jemaat Kemah Ibadat Airnona yang diterbitkan pada Minggu, 2 April 2017.
Sekiranya kita umat Kristiani memperoleh pencerahan tentang perayaan Minggu-minggu sengsara dan Jumad Agung.
Sekiranya kita umat Kristiani memperoleh pencerahan tentang perayaan Minggu-minggu sengsara dan Jumad Agung.
Setiap bulan Maret dan April, umat Kristen sedunia merayakan minggu sengsara. Perayaan berlangsung selama 7 minggu. Masa ini merupakan masa persiapan Paskah (Kebangkitan Yesus Kristus). Para pendiri dan pendahulu gereja tahu bahwa hari-hari raya gereja akan lebih bermakna bagi kita jika didahulukan dengan persiapan-persiapan yang berisi pemeriksaan diri dan perenungan tentang arti hidup dan kekudusan. Dalam masa 40 hari itu, umat memeriksa diri untuk masuk dan mengalami sendiri pengalaman penderitaan, kematian dan kemenangan Kristus atas maut.
Pada hari Jumat Agung, umat bersekutu untuk beribadah memperingati kematian Yesus. Itulah MASA PALING HITAM dalam perenungan kehidupan Kristen. Yesus bukan hanya mati dengan cara yang keji. Ia bahkan turun ke kerajaan maut untuk merebut kembali manusia dari cengkraman kematian.
Warna Liturgis untuk Jumad Agung adalah HITAM, kombinasi PUTIH dan KUNING.
Simbol : Salib dan Mahkota Duri
Salib merupakan lambang yang sudah sangat dikenal untuk menunjuk pada penderitaan Kristus. Hukuman salib adalah hukuman mati yang sangat hina pada zaman kuno di Timur Tengah, kemudian digunakan juga oleh bangsa Romawi.
Salib dan mahkota duri menunjukkan penghinaan dan kekejaman manusia terhadap Yesus yang disampaikan pada kematian-Nya di kayu salib.
Jempol jempol jempol
BalasHapus